Thursday, September 14, 2017

THE HUNGER GAMES

The Hunger Games ini menceritakan tentang kehidupan di masa depan, dimana negara Amerika udah gak ada lagi. Yang ada adalah negara bernama Panem yang terdiri dari 12 distrik dan dikuasai oleh pemerintahan secara diktator di Capitol.


Untuk menunjukkan kekuasaan Capitol itulah maka The Hunger Games ini diadakan. Setiap taun, diundi untuk mengambil 2 anak remaja dari setiap distrik, dan ke-24 anak itu akan dilepas di arena dimana mereka harus saling membunuh satu sama lain sampe tinggal 1 orang aja yang hidup! (Terkesan sadis? Takut ngeliat yang gorydan berdarah-darah? Jangan khawatir, film ini ratingnya PG13 kok… Jadi cocok buat ditonton keluarga… :D)

Cerita ini berpusat di tokoh utama, Katniss Everdeen, dimulai sejak dia mendaftarkan diri secara sukarela untuk menjadi tribute (istilah para peserta Hunger Games) untuk menggantikan adiknya, Prim, yang terpilih melalui undian. Katniss sendiri adalah pemburu sejati, yang emang hobi berburu di hutan bareng sahabat nya, Gale Hawthorne.

Terpilih sebagai tribute pria dari distrik 12 adalah Peeta Mellark, yang ternyata Peeta ini udah lama jatuh cinta sama Katniss. (Keliatan kan bakal ada cerita cinta segitiga antara Katniss, Gale, dan Peeta? :D)

Wednesday, September 13, 2017

THE MAZE RUNNER

Tanpa ekspektasi apa - apa, selain juga tidak baca spoiler maupun diskusi tentang film ini, saya pun mulai menonton adegan pertama TMR yang...gelap - gelapan. Oke, sumpah, adegan pertamanya emang gelap :v. Tapi, penonton lalu dikenalkan dengan tokoh utama kita yaitu Thomas (Dylan O'Brien). Thomas tidak tahu siapa dirinya dan kenapa dirinya ada di dalam sebuah kotak. Saat membuka mata, dia disambut dengan gerombolan pemuda tanggung nan kinyis (cuma satu aja sih :D) yang menyebut daerah mereka tinggal sebagai The Glade. Awalnya mereka menamai Thomas dengan panggilan "Greenie" alias "Buncis Hijau" karena Thomas belum ingat namanya.



Thomas pun disambut hangat oleh Alby (Aml Ameen), sang pemimpin The Glade dan Newt (Thomas Brodie-Sangster) yang...ya ampuuuun ni cowok kok cakeep nan kinyis nan imuuut banget, bikin saya ber-kyaaa kyaaa sepanjang film dan suami saya cuma bisa mendengus :P.  Newt (yang cute) ini menjelaskan pada Thomas aturan di Glade dan bahwa mayoritas dari mereka sudah menghabiskan waktu selama 3 tahun di Glade. Newt juga menghimbau Thomas agar tidak masuk ke dalam Maze. Hanya para Runner, yang dipimpin oleh Minho (Ki Hong Lee) yang boleh masuk ke Maze karena mereka adalah pelari tercepat dan juga kuat, kemampuan yang sangat dibutuhkan untuk menelusuri Maze dan mencari jalan keluar. Di hari pertamanya, Thomas yang panik sudah bikin masalah dan memancing amarah Gally (Will Poulter) yang taat aturan. Tapi di sisi lain Thomas juga dapat teman baik yaitu Chuck (Blake Cooper), selain Alby dan Newt yang mendukungnya.

Masalah muncul saat Thomas yang ingin membantu Newt, pergi ke hutan dan diserang oleh Ben, salah seorang Runner. Penghuni Glade heran karena Ben disengat pada siang hari. Bagian ini lumayan bikin bingung, karena saya ngga ngerti, si Ben ini disengat apaan sih? Adegan berlanjut dengan Alby memutuskan untuk menemani Minho menjadi Runner dan menjelajahi Maze. Tapi, sampai matahari terbenam mereka belum balik juga, dan saat kembali Alby sudah disengat! Penghuni Glade hanya bisa putus asa dan merelakan Minho dan Alby terjebak di Maze. Tapi Thomas justru masuk ke dalam Maze untuk menyelamatkan Alby! Thomas dan Minho berusaha menggotong Alby yang pingsan, tapi ketika monster dalam Maze yaitu Grievers (yang mirip laba - laba) masuk dan menyerang mereka, Minho malah kabur. Thomas yang ngga mau menyerah malah memancing sang Griever, dan sukses membunuhnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Glade, ada yang berhasil kembali dengan selamat dari Maze. Thomas pun yakin mereka bisa keluar dari Maze.

Cerita pun berlanjut dengan Thomas yang merencanakan jalan keluar dari Glade bersama Newt dan Minho, sementara Gally terus bersikap antagonis ke Thomas. Masalah pun semakin pelik ketika 3 hari setelah Thomas di Glade dan berhasil mengungkap rahasia Maze, pihak W.C.K.D yang selama ini mengirim pemuda - pemuda itu ke Glade justru mengirim seorang cewek dengan catatan "she the last one. ever". Belakangan, cewek bernama Teresa (Kaya Scodelario) itu kenal dengan Thomas, membuat atmosfer di Glade semakin memanas. Penuh dengan tekanan dan keinginan untuk keluar, Thomas harus meyakinkan semua teman -temannya untuk pergi keluar dari Maze, walau nyawa taruhannya.

THE MAZE RUNNER: SCORCH TRIALS

Nah mari kita mulai review filmnya, seperti yang saya bilang di atas, satu kata yang bisa menggambarkan film ini menurut saya adalah mengejutkan. Bukan karena mengejutkan karena ternyata dr Ava Paige masih hidup dan ternyata masih berlanjut berusaha menguasai anak-anak The Glades ini. Ya bukan itulah yang mengejutkannya karena memang sudah jelas di akhir film Maze Runner sebelumnya kan kalau dia masih hidup dan ada “sesuatu”.
review film maze runner the scorch trials indonesia
Yang mengejutkan dalam film ini adalah adegan demi adegannya. Dikemas sedemikian rupa hingga membuat kami yang menonton bisa terkaget-kaget saat “sesuatu” muncul di depan kita. Setidaknya itu yang saya alami saat nonton film ini bersama dia, sampai dia sendiri bilang: “kasihan tanganmu jadi bahan remasan karena kaget.” Ya memang gitu sih, sepanjang film dia beberapa kali meremas tangan saya sampai kencang karena dia terkaget-kaget.
Film ini diawali dengan sebuah flashback soal Thomas kecil yang diserahkan oleh ibunya ke WCKD, lalu dibangunkan karena ternyata dia hanya mimpi dan harus segera masuk ke dalam tempat aman karena ada CRANK yang menyerang. Apa itu crank? Crank adalah orang – mirip zombie gitu deh – yang terkena virus Flair yang disebut oleh dr Ava di film pertama. Efek dari virus ini sangat menakutkan karena sampai membuat orang yang terkena itu gila bahkan sampai melubangi bola matanya sendiri. Di sepanjang film ini kita akan diajak banyak bertemu dengan Cranks ini.
Film yang diangkat dari novel ini masih berkisah tentang survival mode dari sekelompok anak muda sama seperti film terdahulunya karena ternyata tempat aman yang dibicarakan oleh Janson ternyata masih bagian dari proyek yang diciptakan oleh dr. Ava Paige. Sejak awal kita sudah bisa menebak hal ini, terutama sejak Aris tiba-tiba muncul di kamar Thomas dan kawan-kawan. Tapi ada apakah di balik tempat aman versi Janson ini, ada baiknya kalian nonton sendiri film ini ya.
Ada satu adegan yang pengambilannya saya suka banget dalam film ini adalah saat dari kejauhan, rombongan mendengar suara tembakan dari Winston. Mereka berhenti melangkah di tengah gurun pasir yang luas. Berasa banget kehilangan yang dirasakan oleh tiap orang saat itu.

THE HUNGER GAMES: CATCHING FIRE

Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) dan Peeta Mellark (Josh Hutcherson) yang telah menang di pertandingan Hunger Games ke-74 ini pun melakukan tur ke setiap distrik. Banyak sekali pemberontakan yang terjadi. Di tahun ini, Hunger Games ke-75 pun diadakan. Di setiap kelipatan ke 25, biasa disebut Quarter Quell dan akan ada yang spesial di dalam pertandingannya.

Hasil gambar untuk review the hunger games catching fire

Quarter Quell ketiga ini, dimana pemenang dari Hunger Games pertama hingga ke-74 dipertandingkan kembali. Tetapi, tetap dipilih dua perwakilan pemenang dari setiap distrik. Akhirnya, Katniss dan Peeta pun melaju lagi ke dalam Hunger Games kali ini.

Memang, apa yang dititikberatkan di film kedua seri The Hunger Games ini adalah Drama. Sehingga, hampir dari semua ceritanya akan berisi cerita-cerita yang lebih personal dari setiap karakter. Semua karakter sepertinya diberi ruang yang lebih luas untuk digali setiap ceritanya. Sehingga, masing-masing karakter akan terasa dekat dengan penontonnya. Gale, Effie Trinket, Prim Everdeen dan Ibunya juga mendapatkan spotlight dari sang sutradara dan juga penulis skenarionya. Jadi, bagi penonton awam yang butuh hiburan aksi lebih, mungkin akan kecewa atau mungkin terhibur dengan satu jam akhir milik Catching Fire.  

Ceritanya yang lebih personal, lebih gelap, dan lebih dalam inilah yang menjadi keunggulan dari film ini. Tak terlalu banyak memiliki adegan-adegan aksi yang menggelegar, tetapi cerita-cerita sebelumnya yang dibangun begitu kokoh itulah yang membuat film ini bagus. Menggambarkan beberapa realita yang ada bahwa penguasa akan selalu mempermainkan rakyatnya yang tidak berdaya. Menjadikannya sebuah boneka yang bisa dimainkan seenaknya. Sentilan-sentilan yang begitu bagus.

Bagusnya lagi, saya yang sudah mengetahui seluk beluk dari cerita di film ini sepertinya dibuat tidak tahu oleh Francis Lawrence. Bagaimana setiap sekuens yang ada di film ini dibuat begitu padat dan disajikan dengan begitu pintar. Rasanya, saya sudah tidak mau membanding-bandingkan film ini dengan bukunya. Toh, itu akan merusak mood saya ketika menonton. Serta, bagaimana twist ending di film ini yang harusnya saya sudah tahu pun disajikan tetap shocking menyaksikannya. Francis Lawrence memang pintar mengolahnya.

Thursday, August 31, 2017

THE HUNGER GAMES: MOCKINGJAY 1

Film ketiga dari THE HUNGER GAMES ada MOCKINGJAY, MOCKINGJAY sendiri dibagi menjadi 2 part. kita bahas yang pertama dulu yaa..... cekidooottt....







Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) tidak pernah menyangka keberaniannya menggantikan sang adik Primrose Everdeen (Willow Shields) untuk mengikuti ajang tahunan The Hunger Games yang diadakan di Capitol, ibukota Panem membawa serangkaian cerita lain dalam hidupnya. Ia juga tidak menyangka perbuatannya yang berencana memakan berry beracun Nightlock bersama Peeta Mellark (Josh Hutcherson) di arena permainan The Hunger Games dan memanah arena pertandingan Quater Quell dianggap sebagai tindakan pemberontakan terhadap presiden yang sedang berkuasa, Presiden Snow (Donald Shuterland). Tindakan pemberontakannya itu juga membangkitkan semangat untuk ikut berjuang oleh para warga di distrik-distrik lainnya. Yang tentu saja dibalas dengan tindakan pembumihangusan Distrik 12 secara total kecuali Desa Pemenang yang tetap utuh.

Menurut penuturan Gale (Liam Hemsworth) ketika ia, Katniss dan beberapa orang lainnya mengunjungi sisa-sisa Distrik 12, dari 100.000 orang yang tinggal di Distrik 12 hanya tersisa 915 orang yang kini ikut mengungsi ke Distrik 13 yang selama ini diyakini telah hancur total namun ternyata mereka melakukan gerakan bawah tanah yang dipimpin oleh Presiden Coin (Julianne Moore). Kini Distrik 13 telah siap untuk bangkit dan balas memberontak kepada Capitol yang telah membungkam mereka. Untuk melakukan hal tersebut mereka butuh dukungan dari distrik-distrik lain. Dan mereka butuh sosok yang bisa membangkitkan semangat juang para warga, Katniss Everdeen.


Katniss tidak serta-merta memenuhi permintaan Presiden Coin untuk menjadi sosok Mockingjay. Ia masih belum pulih dari rasa kehilangan Peeta yang ditawan Capitol ketika Quarter Quell berakhir. Tak hanya Peeta, Annie istri Finnick (Sam Claffin) dan Johanna (Jena Malone) pun ditahan. Dan Peeta pun kini menjadi juru bicara Capitol, meminta Katniss menyerah dan menghentikan perang saudara yang dipastikan akan berkecamuk. Semua warga Distrik 13 mengutuk keras perkataan Peeta. Berbekal kebencian warga Distrik 13 terhadap Peeta, Katniss mengajukan persyaratan kepada Presiden Coin kalau mereka tetap dirinya menjadi sosok Mockingjay. Persyaratannya adalah mereka harus membebaskan Peeta, Annie dan Johanna serta mereka harus diberi kekebalan hukum khususnya bagi Peeta atas apa pun perbuatan atau perkataannya yang memicu kemarahan warga Distrik 13. 

Presiden Coin dengan sedikit dorongan dari Plutarch Heavensbee (Philip Seymour Hoffman) menyetujui permintaan Katniss. Dan dikirimlah enam orang sukarelawan yang bersedia datang ke Capitol dan membebaskan Peeta, Annie dan Johanna. dari keenam orang sukarelawan itu yang pertama kali mengajukan diri tentu saja Gale. Gale mengerti kalau kehadiran Peeta meski hanya lewat layar kaca telah membuat Katniss tenang dan fokus pada tujuan mereka. 

Sementara itu Katniss dan beberapa orang lainnya yang dipimpin oleh Cressida (Natalie Dormer) membuat video propaganda yang akan disebarkan ke distrik-distrik lain lewat kemampuan jenius Beetee (Jeffrey Wright). Awalnya video itu dibuat di studio agar keamanan Katniss terjamin. Namun hasil rekaman itu sangat tak memuaskan. Maka datanglah mereka ke Distrik 8 dan Katniss menyaksikan sendiri para warga yang terluka parah namun Capitol malah menyerang rumah sakit setempat dengan bom pesawat udara. Saat itulah Katniss langsung menyatakan perang dengan Presiden Snow dengan kalimat yang sangat membakar semangat :

"If we burn, you burn with us!!!"

THE HUNGER GAMES: MOCKINGJAY 2

lanjutan dari mockingjay 1 nihhh....
Hasil gambar untuk review the hunger games mockingjay part 2 
Seri film The Hunger Games menjadi salah satu sensasi beberapa tahun belakangan. Tiga film sudah dirilis, yakni The Hunger Games (2012), The Hunger Games: Catching Fire (2013), dan The Hunger Games: Mockingjay Part 1 (2014), seri ini sukses mengumpulkan miliaran dolar AS di box office dunia, sekaligus meroketkan Jenifer Lawrence sebagai bintang Hollywood bersinar. Tahun 2015, The Hunger Games: Mockingjay Part 2 dirilis untuk menuntaskan kisah berlatar dystopian future ini.

Menengok cerita sebelumnya, seri ini kisahkan sebuah negara di masa depan bernama Panem, yang dipimpin secara totaliter oleh Presiden Snow. Untuk memperkokoh kuasanya sekaligus meredam pemberontakan, pemerintah merancang sebuah permainan maut tahunan bernama The Hunger Games, yang mengadu kekuatan dan keterampilan para remaja dari setiap distrik negara, sampai tersisa satu orang juara yang masih hidup sebagai juaranya. Pertandingan berbentuk survival game ini disiarkan ke penjuru negeri layaknya reality show, membuat pemenangnya akan jadi selebriti, lalu dijadikan alat propaganda negara agar rakyat tetap tunduk.

Kisah Mockingjay berkutat pada juara The Hunger Games dari distrik 12, Katniss Everdeen yang diajak bergabung oleh gerakan pemberontak distrik 13 pimpinan Presiden Alma Coin, untuk menggulingkan pemerintahan Snow di ibukota Capitol. Ini merupakan kelanjutan dari keberanian Katniss untuk melawan pemerintah saat memenangkan The Hunger Games, yang menjadikannya simbol perlawanan rakyat. Kala itu, aturan permainan terpaksa dilanggar dengan adanya dua orang pemenang, yaitu Katniss dan rekannya dari distrik 12—yang juga mencintainya—Peeta Mellark, karena Katniss mengancam akan mati bersama Peeta daripada membunuhnya.

Dalam film Mockingjay Part 1, Katniss telah ditunjuk sebagai duta perlawanan dengan menggunakan popularitasnya. Ia ditugaskan melakukan kunjungan ke berbagai distrik demi menggalang dukungan, termasuk membintangi berbagai tayangan propaganda buatan distrik 13. Part 1 pun terhenti ketika distrik 13 berhasil membebaskan Peeta dari sekapan Snow di Capitol, namun Peeta ternyata sudah dicuci otak untuk membenci dan membunuh Katniss.
Dari sana, Mockingjay Part 2 langsung memulai tuturannya ketika distrik 13 hanya beberapa langkah lagi untuk menyerang Capitol. Tekanan ini membuat Presiden Snow menitahkan berbagai perangkap yang biasa dipakai untuk The Hunger Games dipasang di seluruh penjuru Capitol, demi menghalangi pasukan pemberontak. Katniss sendiri dilarang oleh Presiden Coin untuk terjun ke lapangan, karena ia dibutuhkan untuk tetap hidup sebagai simbol. Namun, Katniss tak bisa tinggal diam, karena ia sudah bertekad untuk memusnahkan Snow yang jadi sumber penderitaan terhadap diri dan keluarganya seumur hidup mereka.

Wednesday, August 30, 2017

DON'T HANG UP

and last but not least ada dari film yang berjudul "don't hang up"
Agak menggemaskan jika sebuah film memiliki potensi untuk menjadi bagus, atau setidaknya berkesan, tapi gagal untuk mengembangkan potensinya tersebut. Kasus sama layak disematkan kepada Don’t Hang Up, sebuah film thriller-horor karya  Alexis Wajsbrot dan Damien Mace.
Don’t Hang Up, sebagaimana beberapa film horor masa kini (Unfriended, Friend Request, Blair Witch), memaparkan karakteristik generasi millennial dengan kegemaran memanfaatkan internet, gadget, dan trend viral sebagai keseharian mereka dan dipadu dengan tema klasik, prank jokes turn deadly. Secara garis besar film berkisah tentang dua remaja, Sam (Gregg Sulkin, Anti-Social) dan Brady (Garret Clayton, King Cobra), yang bersama beberapa teman mereka lainnya gemar melakukan telepon-telepon iseng dan mempublikasikan hasil rekaman keisengan tersebut ke dalam sebuah blog.
Segalanya menyenangkan, sampai suatu malam sesosok misterius mulai meneror Sam dan Brady dengan menggunakan modus operandi sama dengan kejahilan mereka selama ini. Tentu saja mulanya mereka mengira mendapat gangguan orang iseng lain, sampai terbukti jika bukan nyawa mereka saja terancam, namun juga orang-orang yang mereka pedulikan.
Ini merupakan debut dari Wasjbrot, selepas film pendeknya, Red Ballon (2010, juga bersama Mace), serta kinerjanya sebagai pengawas efek khusus atau CGI di beberapa film besar (Doctor Strange, Edge of Tomorrow, Gravity, dan banyak lagi). Dengat latar dan jam terbangnya, jelas jika Washbrot dan Mace memiliki referensi luas, sehingga memanfaatkan hal tersebut dalam Don’t Hang Up.
Hanya saja Don’t Hang Up sepertinya mengalami krisis orisinalitas dan identitas. Visual hiper-kinetis yang jelas-jelas meniru Panic Room, (David Fincher, 2002)  di adegan awal, dan beberapa adegan setelahnya, seharusnya bisa menjadi indikasi. Belum lagi pendekatan yang menggabungkan antara home-invasion, mockumentary, slasher bahkan torture-porn ala Saw.
Tidak masalah sebenarnya, karena bagaimanapun bongkar ulang atau “meminjam” formula film lain bukan hal asing untuk sebuah film, terutama horor. Menjadi masalah film terasa sangat mengedepankan teknis dan terlupa rasa.
Elemen-elemen yang menjadi “inspirasi” tadi tidak benar-benar tergali secara efektif, tapi lebih sekedar tempelan sana-sini tanpa perekatan yang utuh. Bahkan pemanfaatan teknologi hanya menjadi gimmick  dan mengada-ngada, tanpa memberi kontribusi substantif. Hence, it suffers from some serious plausible issues.
Baik Sulkin dan Clayton bermain dengan cukup baik. Namun, film tidak memberi ruang agar karakter mereka lebh dari arketipe. Mungkin kalau Don’t Hang Up lebih mengedepankan karakter nyata ketimbang klise, film akan memberi impresi lebih mengesankan ketimbang hanya sebagai sosok-sosok yang dengan senang hati disaksikan untuk menderita dan membiarkan kita untuk bersorak dan bersimpati dengan antagonisnya.
Padahal Don’t Hang Up bisa menjadi semacam fabel modern yang provokatif dan menggugah emosi penonton dengan “pesan moralnya”. Sayangnya, meski menghibur, kita hanya peduli pada sajian darah, kekerasan dan shock factor-nya belaka.
Don't Hang Up

THE HUNGER GAMES

The Hunger Games ini menceritakan tentang kehidupan di masa depan, dimana negara Amerika udah gak ada lagi. Yang ada adalah negara bernama ...